Tingkat Okupansi Hotel, Ini Strategi saat Low dan High Season
-Tingkat okupansi hotel merupakan parameter seberapa banyak kamar sebuah hotel terisi dalam periode tertentu. Presentasenya diiukur dari kamar yang terisi dibandingkan dengan total kamar yang tersedia pada sebuah periode.
Tingkat okupansi hotel menjadi metrik yang sangat penting yang mencerminkan kinerja bisnis sebuah hotel. Semakin tinggi tingkat okupansi sebuah hotel, maka dapat dikakatan semakin baik juga kinerja hotel tersebut.
Hal yang Memengaruhi Tingkat Okupansi Hotel
Pertanyaannya, bagaiamana meningkatkan tingkat okupansi. Jawabannya bisa berbeda-beda. Tergantung dari karakteristik masing-masing hotel dan faktor eksternal atau lingkungan bisnis yang memengaruhi kinerja hotel.
Namun, secara garus besar, ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat hunian sebuah hotel. Beberapa di antaranya adalah :
-
Seasonality
Industri perhotelan sangat sensitif dengan season atau musim: high season (musim ramai tamu) dan low season. High season biasanya bertepatan dengan libur sekolah atau momen tertentu yang terdapat libur panjang
-
Lokasi Hotel
Seperti bisnis lainnya, lokasi sangat penting bagi bisnis hotel. Hotel yang berada di dekat lokasi pariwisata atau pusat bisnis, cenderung memiliki tingkat okupansi yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan hotel yang berlokasi di tempat yang tidak terlalu strategis.
-
Reputasi
Di era digital ini, customer dapat dengan mudah mengetahui reputasi sebuah hotel. Dari ulasan dan rating di google, OTA, hingga sosial media. Itu sebabnya, menjaga reputasi hotel menjadi hal yang sangat krusial. Termasuk di dunia maya
-
Harga
Last but not least. Strategi harga kamar masih menjadi ujung tombak untuk meningkatkan okupansi. Harga yang affordable perlu diperhitungkan secara jitu. Tak harus murah, tapi tepat pada segmen market yang disasar.
Strategi saat High Season dan Low Season
Seperti yang dijelaskan di atas, bisnis hotel sangat sensitif pada seasonality. Mau tidak mau, suka tidak suka, hotel akan menemui low season dan high season setiap tahunnya. Nah, tentu semua hotel harus punya strategi untuk dua season tersebut: mengoptimalkan peluang pada saat high season, dan tetap mencari celah dan menstabilkan tingkat hunian saat low season.
-
Mengoptimalkan Peluang saat High Season
Di Indonesia, high season umumnya terjadi saat musim libur sekolah atau perayaa Idul Fitri dan Natal, serta tahun baru. Umumnya terjadi pada bulan Juni-Agustus, dan Desember-Januari.
Selain itu, high season juga terjadi saat ada event besar yang ada di sekitar lokasi hotel, misal pameran, konferensi, konser dll.
Beberapa strategi yang bisa hotel dilakukan saat high season seperti :
- Promo Early Bird – Berikan diskon bagi tamu yang memesan jauh-jauh hari.
- Kolaborasi dengan OTA (Online Travel Agent) – Gunakan platform seperti Traveloka, Booking.com, Agoda, dll untuk menjangkau pasar lebih luas.
- Event Package – Tawarkan paket menginap plus tiket acara untuk menarik minat tamu.
-
Mencari Celah saat Low Season
Ada banyak hal yang bisa dilakukan marketing hotel untuk dapat mencari celah meningkatkan tingkat okupansi hotel di saat low season. Beberapa creative marketing yang bisa dilakukan seperti :
✅ Corporate Relationship – Perusahaan biasanya selalu memiliki banyak event yang bisa dilakukan di hotel. Seperti pelatihan, gathering, dll. Berikan penawaran khusus kepada client corporate
✅ Buat Paket Promo – Ada banyak tipikal tamu yang biasanya justru berlibur saat low season untuk menghindari keramaian. Buat paket promo agar mereka tertarik untuk menginap di hotel kita.
✅ Optimasi Digital Marketing – Optimasi digital marketing hotel Anda, agar dapat eksis di dunia digital. Mulai dari SEO, media sosial, dll
Ziri Hotels Group – Konsultan Hotel
Jl. Untung Suropati no.101 Surabaya
Bussiness Development Contact Person
0818-0304-1744
0812-3442-2164
E-mail Address info@zirihotels.com